Pengalaman tidak memiliki uang sama sekali, bahkan berhutang, dan akhirnya dapat keluar dari himpitan kesulitan telah memperteguh keyakinan bahwa Allah memang Maha Pemurah. Kami menjadi lebih yakin bahwa ketika Allah memberi kesempatan kita hidup maka pasti disertai dengan penghidupannya.
Kejadiannya sekitar sepuluh tahun lalu. Empat hari setelah hari raya Idul Fitri 1421 H saya jatuh sakit. Tidak tahu sakit apa persisnya, yang pasti saya di rawat di Rumah Sakit Haji Pondok Gede selama 40 hari. Didiagnosis dengan bantuan berbagai peralatan dan uji laboratorium. Sampai kepulangan dari rumah sakit, Dokter belum tahu penyakitnya. Dengan dirawat selama itu di rumah sakit swasta, dapat dibayangkan. Bagi kami dengan penghasilan sebagai tenaga free lance di sebuah perusahaan Konsultan tentunya dapat menguras tabungan yang tidak seberapa. Uang kami habis.
Kami kebingungan. Uang untuk berobat sudah tidak ada. Sementara sakit saya belum juga menunjukkan ada tanda-tanda kesembuhan. Secara periodik panas badan bisa mencapai 43o C. Namun karena dirasa sudah tidak mampu lagi, maka kami memutuskan untuk pulang paksa dengan membuat surat pernyataan bahwa kami tidak akan menuntut pihak Rumah Sakit, jika terjadi apa-apa dengan saya. Untuk melunasi biaya rumah sakit kami meminjam uang kepada sahabat saya, serta membuat surat keterangan miskin dari RT/RW guna mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Bogor.
Setibanya di rumah kami pasrahkan diri. Satu-satunya upaya yang kami lakukan adalah dengan terapi air. Meminum air putih sebanyak-banyaknya per hari. Namun ujian belum juga berhenti. Satu minggu di rumah, saya lumpuh sebelah. Dunia rasanya gelap. Uang sudah tidak ada. Saudara jauh di kampung. Sementara di tempat tinggal sekarang kami adalah warga baru, belum banyak kenal dengan tetangga. Tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa. Bagaimana untuk berobat ? Dari mana dana untuk makan sehari-hari ? Di rumah tidak ada uang ama sekali. Pada titik nadhir ini kami pasrah. Kami kembalikan kepada Allah SWT, Maha Pencipta, yang memberi hidup dan penghidupan, dengan iringan istighfar dan do’a. Mudah-mudahan Allah ampuni dosa-dosa kami di masa lalu dan memudahkan kami dalam mencari solusi atas segala persoalan yang dihadapi. Pada situasi seperti ini saya merasa sangat dekat dengan Allah SWT. Situasi kekhusuan sholat waktu itu rasanya belum pernah dialami sebelumnya.
Solusi dan bantuan dari Allah datang setelah ketawakalan ini. Lumpuh saya dapat sembuh kembali, setelah diurut secara rutin dalam satu bulan oleh Ahli Urut dengan biaya seikhlasnya. Bantuan pengobatan lainnya datang silih berganti dari sahabat-sahabat lama. Penyakit internist yang belum sembuh waktu keluar dari rumah sakit kami obati secara herbal kepada seorang Herbalis di Jakarta Utara dengan biaya dari bantuan teman lama. Untuk biaya makan… ada saja yang “salam tempel”, sehingga dapat menyambung kehidupan. Situasi ini kami jalani sekitar satu tahun.
Alhamdulillah, berkat kebersamaan di keluarga, jalinan silaturahmi, upaya yang optimal dan Tawakal kepada Allah ujian ini dapat kami lalui. Saya sehat kembali dan dapat bekerja seperti semula. Setelah ujian tersebut, Kami merasa sisa umur ini adalah bonus waktu yang harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk ibadah.